Gorontalo – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Peduli Masyarakat Kecil menggelar aksi protes, dengan mendatangi Kantor Bank Nasional Indonesia (BNI) Cabang Gorontalo, Senin (15/09/2025).
Kepada media baita.id, Moderator Aksi, Wahyu Pilobu menerangkan bahwa unjuk rasa tersebut merupakan bentuk kekecewaan terhadap langkah pihak BNI Cabang Gorontalo, yang melelang rumah nasabah atas nama Mohamad Syahrul Lawinata.
“Secara normatif, bank memang memiliki hak mengeksekusi jaminan apabila debitur wanprestasi. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Perbankan dan KUHP Perdata, bahkan dipertegas dengan adanya hak tanggungan yang melekat pada setiap aset yang diagunkan,” ujarnya.
“Namun, persoalan menjadi sensitif ketika eksekusi dilakukan pada saat debitur masih beritikad baik dengan tetap menyetor angsuran, meski mungkin tidak penuh atau terlambat,” sambungnya.
Ia menyayangkan langkah yang terkesan buru-buru diambil oleh pihak bank untuk melakukan proses lelang, di saat komunikasi antara nasabah dan pihak bank masih terjalin baik.
“Proses lelang seharusnya menjadi jalan terakhir, bukan langkah instan, apalagi jika komunikasi antara bank dan nasabah masih berjalan baik, dan nasabah masi berniat baik untuk melunasi apa yang menjadi tanggung jawabnya,” tegasnya.
Pria yang akrab disapa Wahyu itu juga kecewa, karena saat mendatangi Kantor BNI Cabang Goorontalo, Pimpinan Cabang (Pincab) BNI terkesan tidak mau menemui masa aksi.
“Padahal dia (Pincab) sempat mengeluarkan pernyataan bahwa mahasiswa itu kecil, tidak bisa melawan dia sebagai pimpinan cabang yang merupakan instansi besar. Anehnya saat kami datang, dia tidak berani menemui masa aksi,” ucapnya dengan ekspresi marah.
Wahyu juga memastikan bahwa unjuk rasa tersebut akan dilakukan berjilid-jilid di Kantor BNI Cabang Gorontalo, juga di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo.
Dikehatui, usai mendatangi Kantor BNI Cabang Gorontalo, sejumlah masa aksi yang menggelar unjuk rasa juga mendatangi Kantor DPRD Provinsi Gorontalo.
(adm-baita)
