Gorontalo – Salah satu Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Muhammad Jaksen (MJ) dikabarkan meninggal dunia usai mengikuti kegiatan Pendidikan Dasar (Diksar) organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Butaiyo Nusa, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo, Senin (22/09/2025).
Kematian MJ mendapat sorotan dari banyak pihak, karena pada tubuh jenazah MJ terlihat memar di beberapa bagian, bahkan dikabarkan jenazah sampai mengeluakan darah segar, diduga akibat penganiayaan yang dilakukan oleh oknum senior pada saat kegiatan tersebut.
Tiga hari setelah kepergiaan MJ, solidaritas dukungan itu terus menggema di jagad media sosial. Mulai dari solidaritas organisasi kemahasiswaan, juga lembaga riset yang bergerak atas dasar kemanusiaan.
Gerakan tersebut guna membantu mengawal peristiwa yang menimpa MJ, agar dalam proses hukum yang sedang berjalan tidak ada fakta yang dikaburkan, juga memastikan pemberian hukuman yang setimpal bagi para pelaku.
“Kami terus mengumpulkan data dan fakta yang mengakibatkan saudara kami Jeksen meninggal dunia, agar tidak ada fakta yang dikaburkan,” ujar Rizky, salah satu ketua organisasi yang tergabung dalam solidaritas untuk Jeksen.
“Solidaritas ini akan memastikan proses hukum atas kematian Jeksen berjalan sesuai prosedur juga transparan, dan kami akan terus mendorong pihak yang berwajib agar memberi hukuman yang setimpal kepada pelaku yang terbukti terlibat,” Sambungnya dengan ekspresi marah.
Sejauh ini, telah banyak dukungan berupa poster yang terus membeberkan fakta dan dugaan, serta kecaman yang meminta pihak yang berwewenang untuk mengusut peristiwa tersebut secara transparan.
Diketahui, pihak Universitas Negeri Gorontalo, melalui konferensi pers oleh Rektor UNG, Eduart Wolok menegaskan akan memberi sanksi keras terhadap mahasiswa yang terbukti melakukan unsur pidana, dan pihaknya tidak akan menghalangi proses hukum yang berlangsung.